BAB I PENDAHULUAN
1.1.Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Makro
Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi dan makroekonomi. Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikroekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar.
Analisis-analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya, dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan-perubahan keseluruhan bagian ekonomi. Secara rinci dapat dijelaskan rung lingkup dan focus analisis mikroekonomi lebih menitik beratkan kepada analisis mengenai masalah membuat pilihan untuk :
1. Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya ( resources)
2. Mencapai kepuasan yang maksimal.
Sedangkan analisis-analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang ;
Bagaimanakah segi permintaaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian,
2. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi perekonomian,
3. Peranan kebijakan dan campur tangan peeintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.
Analisis-analisis teori mikroekonomi bertitik tolak dari pandangan yang menganggap bahawa faktor-faktor sumber-sumber daya yang terbatas, sementara keinginan manusia yang tidak terbatas. Sehingga masyarakat harus membuat pilihan-pilihan yang meliputi dua aspek yaitu (i) dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa (ii) dalam kegiatan menggunakan barang dan jasa.
Dalam menganalisis teori mikroekonomi terdapat 3 pertanyaan dikemukakan yaitu ;
1. Apakah jenis-jenis barang dan jasa yang harus diproduksi ? pertanyaan ini merupakan bentuk-bentuk penentuan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dijalankan dalam perekonomian yang merupakan interaksi diantara produsen dan konsumen ( penjual dan pembeli). Hal ini dijelaskan dalam pembahasan dalam teori penawaran dan permintaaan
2. Bagaimanakah caranya memproduksi berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan tersebut ? pertanyaan ini sangat terkait dengan keterbatasan sumber daya-sumberdaya dan berapa biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam mencapai tingkat efiensi. Dalam menjawab pertanyaan ini sangat terkait dengan teori produksi, biaya produksi dan struktur pasar
3. Untuk siapakah berbagai barang dan jasa tersebut diproduksi ?. Pertanyaan ini sangat terkait dengan teori distribusi, teori ini menerangkan tentang i) sifat umum dari interaksi diantara penggguna dan penjual faktor-faktor produksi ii) cara memperoleh pendapatan dari faktok produksi ( upah, sewa, bunga dan keuntungan0 yang ditentukan dipasar.
Isu-Isu Utama dalam analisis Makroekonomi
Makroekonomi membahasa isu-isu penting yang selalu dihadapi dalam suatu perekonomian. Analisis ini berusaha memberikan jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan yaitu;
1. Faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian ? ,
2. Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh ?,
3. Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil ?,
4. Mengapa pengangguran dan kenaikan harga-harga selalu berlaku ?.
Analisis-analisis teori mikroekonomi bertitik tolak dari pandangan yang menganggap bahawa faktor-faktor sumber-sumber daya yang terbatas, sementara keinginan manusia yang tidak terbatas. Sehingga masyarakat harus membuat pilihan-pilihan yang meliputi dua aspek yaitu (i) dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa (ii) dalam kegiatan menggunakan barang dan jasa.
Dalam menganalisis teori mikroekonomi terdapat 3 pertanyaan dikemukakan yaitu ;
1. Apakah jenis-jenis barang dan jasa yang harus diproduksi ? pertanyaan ini merupakan bentuk-bentuk penentuan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dijalankan dalam perekonomian yang merupakan interaksi diantara produsen dan konsumen ( penjual dan pembeli). Hal ini dijelaskan dalam pembahasan dalam teori penawaran dan permintaaan
2. Bagaimanakah caranya memproduksi berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan tersebut ? pertanyaan ini sangat terkait dengan keterbatasan sumber daya-sumberdaya dan berapa biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam mencapai tingkat efiensi. Dalam menjawab pertanyaan ini sangat terkait dengan teori produksi, biaya produksi dan struktur pasar
3. Untuk siapakah berbagai barang dan jasa tersebut diproduksi ?. Pertanyaan ini sangat terkait dengan teori distribusi, teori ini menerangkan tentang i) sifat umum dari interaksi diantara penggguna dan penjual faktor-faktor produksi ii) cara memperoleh pendapatan dari faktok produksi ( upah, sewa, bunga dan keuntungan0 yang ditentukan dipasar.
Isu-Isu Utama dalam analisis Makroekonomi
Makroekonomi membahasa isu-isu penting yang selalu dihadapi dalam suatu perekonomian. Analisis ini berusaha memberikan jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan yaitu;
1. Faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian ? ,
2. Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh ?,
3. Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil ?,
4. Mengapa pengangguran dan kenaikan harga-harga selalu berlaku ?.
Disamping pertanyaan yang dikemukan diatas , makroekonomi juga menerangkan pula langkah-langkah yang dapat digunakan pemerintah untuk mengatasi masala-masalahtersebut.
Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis dalam teori makroekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak selalu dapat mewujudkan :
(i) penggunaan tenaga kerja penuh,
(ii) kestabilan harga-harga, dan
(iii) pertumbuhan ekonomi yang teguh (konsisten).
Masalah –masalah ini mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat dan harus dihindari atau dapat dikurangi. Aspek-aspek penting yang dapat dipelajari dalam makroekonomi adalah kebijakan fiscal (kebijakan pemerintah dalam perpajakan dan penggunaannya), kebijakan moneter ( kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang dan suku bunga), dan kebijakan ekonomi terbuka.
Dari uraian secara ringkas diatas diterangkan masalah makroekonomi utama yang selalu dihadapi oleh suatu negara dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai ; perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena factor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang digunakan, tenaga kerja bertambah akibat perkembanagn penduduk dan perkembanagan tingkat pendidikan.
2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi. Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil, siklus kegiatan ekonomi seperti ini dapat menyebabkan akibat buruk kepada perekonomian dan masyarakat.
3. Masalah pengangguran. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaaan tetapi belum dapat memperolehnya.
4. Masalah kenaikan harga-harga (inflasi). Inflasi dapat didefisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam perekonomian
5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Istilah perekonomian terbuka berarti suatu perekonomian dengan menjalankan kegiatan ekspor dan import dengan negara-negara lain. K etidakseimbanagan diantara ekspor dan impor dalam aliran keluar/masuk modal dapat menimbulkan masalah serius dalam kestabilan suatu perekonomian.
Kebijakan-kebijakan makroekonomi yang akan dilakukan suatu negara tergantung kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapai, tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut :
1. Menstabilkan kegiatan ekonomi
2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi
3. Menghindari masalah inflasi
4. Menciptakan pertumbuhan yang teguh
5. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
1.2.Permasalahan ekonomi Makro
Fenomena yang terjadi dalam kegiatan perekonomian seperti harga tidak stabil, dan selalu cenderung naik, kurangnya ketersediaan barang, rendahnya kesempatan kerja dan rendahnya pendapatan masyarakat menunjukkan betapa banyaknya persoalan ekonomi. Sementara masyarakat berusaha untuk mencapai tingkat kegiatan ekonomi yang lebih tinggi, yaitu suatu tingkat kegiatan terciptanya kesempatan kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang mantap. Sehingga perekonomian dalam tingkat kemakmuran yang tinggi. Disamping itu, muncul pertanyaan mengapa sejumlah Negara mempunyai pendapatan yang lebih tinggi? Mengapa Negara yang lain begitu rendah pendapatanya? Mengapa pada periode tertentu harga-harga melonjak begitu cepat, sedangkan pada periode lain harga begitu stabil? Mengapa terjadi kemandekan pertumbuhan ekonomi dan pada saat yang lain terjadi pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat?
Semua persoalan tersebut berawal dari kesenjangan antara perkembangan ekonomi potensial dan ekonomi actual. Kesenjangan ini dapat di amati melalui perkembanagan pendapatan atau produk nasional (GNI) potensial dan pendapatan atau produk nasional actual.
GNI potensial adalah suatu tingkat pendapatan nasional dalam full employment (kesempatan kerja penuh). Perekonomian full employment menunjukkan suatu perekonomian yang dimana semua factor produksi di pekerjakan secara full capacity.
Ahli – ahli ekonomi berpendapat bahwa suatu perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh apabila penganguran berada di sekitar 4 – 5 % (sadono Sukirno).
Sedangkan GNI actual adalah pendapatan nasional yang sebenarnya terjadi dalam kegiatan ekonomi. Perbedaan GNP/GNI potensial dengan GNP/GNI actual meimbulkan jurang (national income gap). Jurang inilah yang akan menimbulkan masalah penganguran.
Perbedaan GDP potensial dengan GDP actual dapat di liha melalui Gambar berikut ini:
GNP
|
0 1930 1940 1950 1960 1970 1980
Bila GNP actual lebih kecil dari pada GDP potensial, hal ini akan menyebabkan masalah penganguran. Sebaliknya, apabila GDP actual lebih besar dari pada GDP potensial, artinya perekonomian mengalami perkembangan yang pesat dan tignkat pengangguran sangat rendah. Perkembangan ekonomi yang sangat pesat sering di ikuti oleh masalah inflasi.
Disamping kesenjangan antara GNP potensial dan GNP actual ada penyebab lain yang di pandang sebagai penyebab berbagai persoalan ekonomi. Salah satunya adalah perbedaan aggregate supply (AS) dan aggregate demand (AD).
aggregate supply (AS) merupakan produk nasional yang di katakan atau di hasilakn atau tersedia dalam suatu Negara dan siap di tawarkan. Sedangkan aggregate demand (AD) merupakan keseluruhan permintaan masyarakat terhadap produk nasional.
Dalam teori ekonomi makro, AS dinyatakan sebagai Y dan AD dinyatakan sebagai totalitas C, I, G, X. Totalitas C, I, G, X merupakan pembelanjaan atau permintaan masyarakat konsumen, produsen, pemerintah dan luar negeri terhadap produk nasional.
Masalah ekonomi yang di timbulkan akibat kesenjangan AS dan AD antara lain sebagai berikut:
1. Masalah pengangguran
2. Masalah inflasi.
3. Masalah pertumbuhan ekonomi.
4. Masalah ketidaksbilan neraca pembayaran.
1. Masalah penganguran
Pengangguran merupakan suatu masalah yang melanda kegiatan perekonomian suatu Negara dan sangat penting untuk di tanggulangi. Hal ini akan menimbulkan dampak-dampak negative apabila tingkat pengangguran tinggi. Dampak tersebut berupa dampak ekonomi dan dampak sosial .
Secara ekonomi, pengangguran berdampak pada turunnya jumlah produk nasional dan turunnya pendapatan, sekaligus menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tingginya tingkat pengangguran inipun dapat mengakibatkan GDP actual jauh berada di bawah GDPpotensial. Kondisi ini menyebabkan ketersediaan produk nasional tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat sedangkan dampak sosial berawal pada psikologis seperti hilangnya rasa harga diri, dan timbulnya depresi. Hal ini akan menimbulkan berbagai ganguan terhadap kesehatan dan bisa juga mendorong naiknya tingkat kejahatan.
Pengangguran dapat diartikan sebagai suatu keadaan orang – orang yang mempunyai pekerjaan akan tetapi, sedang mencari pekerjaan. Setiap orang di katakan menganggur jika orang tersebut berada dalam usia angkatan kerja (18 – 55 tahun) tapi tidak mempunyai pekerjaan secara rutinitas dan telah melakukan upaya untuk mendapatkan pekerjaan selama empat minggu terkahir. Tingkat pengangguran di hitung dari jumlah orang yang menganggur di bagi dengan seluruh angkatan kerja (labor force).
Menyediakan lapangan kerja bagi sejumlah tenaga kerja yang ada bukanlah suatu hal yang mudah. Dalam perekonomian pasar bebas masalah panganggguran atau penyediaan lapangan kerja merupakan urusan perusahaan swasta. Semakin berkembang sector swasta semakin banyak kesempatan kerja yang dapat diciptakan. Di samping itu peranan pemerintah melalui kebijakan dalam menciptakan kestabilan ekonomi dan politik sangat diperlukan untuk terciptanya lapangan kerja. Namun demikian usaha-usaha mengembangkan kegiatan ekonomi dan meluakan kesempatan kerja tidak selalu dapat diwujudkan dengan baik. Sangat sulit untuk menciptakan kesempatan kerja penuh tanpa inflasi. Hal ini sesuai dengan teori Philip tentang inflasi dan pengangguran.
Dalam perekonomian modern terdapat lima bentuk pengangguran antara lain sebagai berikut :
a) Pengangguran friksional, pengangguran yang disebabkan ketidak cocokan antara lapangan kerja yang tersedia dengan keinginan kerja.
b) Pengangguran structural, pengangguran yang disebabkan adanya perubahan atau perkembangan teknologi dalam kegiatan ekonomi.
c) Pengangguran cyclical, merupakan pengangguran yang disebabkan adanya fluktasi dalam perkembangan bisnis atau dikarenakan oleh kemerosotan perekonomian suatu Negara.
d) Pengangguran tidak kentara, pengangguran ini bukan berarti mereka tidak bekerja sama sekali, mereka bekerja tapi nilai produktivitas mereka sangat rendah atau tidak ada artinya. Misalnya dalam suatu kegiatan usaha bila dikerjakan oleh lima orang nilai produktivitasnya 20 unit, tetapi bila dikerjakan oleh dua orang hasilnya tetap sama, maka yang tiga orang dari lima pekerja tersebut adalah pengangguran.
e) Pengangguran musiman, ini banyak terjadi pada sector pertanian, kegiatan kerja tergantung pada musim.
2. Masalah Inflasi ( dibahas pada pertemuan yang ke 4)
3. Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan Aggregate Supplay dalam jangka panjang sangat erat kaitannya dengan masalah pertumbuhan ekonomi. Berbagai Negara tidak selalu dapat mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kemapuan /potensi factor produksi yang tersedia. Di berbagai Negara pertumbuhan ekonomi potensial lebih rendah dari pada pertumbuhan ekonomi actual.
Di samping itu, kemerosotan pertumbuhan ekonomi biasa terjadi karena beberapa sebab. Misalnya dari sisi jumlah pekerja, produktivitas, dan jam kerja. Jumlah angkatan kerja bertambah tapi lebih banyak yang tidak tertampung sehingga pengangguran terus meningkat. Produktivitas atau kemampuan menambah produksi sudah maksimal sehingga output tidak bisa lagi ditingkatkan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan output total suatu perekonomia, atau dengan kata lain sebagai kenaikan GDP riil per kapita secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Tingkat pertumbuhan GDP harus melebihi tingkat kenaikan penduduk agar pertumbuhan ekonomi dapat mencerminkan kenaiakan standar hidup secara berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi terjadi bila masyarakat mendapatkan lebih banyak sumber daya dan masyarakat menemukan cara penggunaan sumbe daya yang tersedia secara lebih efisien.
Berdasarkan konsep Production Possibilities Frontier (PPF), pertumbuhan ekonomi dapat memperluas kemungkinan produksi masyarakat dan akan mengeser PPF ke kanan atas. Batas kemungkinan produksi (PPF) menunjukkan semua kombinasi output yang dapat diproduksi jika semua sumber daya yang langka dan di miliki oleh masyarakat di manfaatkan secara penuh dan efisien. Kondisi pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut ini:
Barang Industri
Barang pertanian
0 P P1
4. Masalah Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran didefinisikan sebagai catatan berbagai informasi tentang nilai ekspor dan impor, transaksi jasa,aliran modal jangka panjang, dan jangka pendek. Neraca pembayaran akan mencatat aliran uang masuk dan aliran uang keluar yang terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu Negara. Aliran uang ke luar negeri terjadi akibat impor dan investasi di luar Negeri. Sedangkan aliran uang ke dalam negeri terjadi bila ada ekspor dan investasi asing dari luar negeri. Setiap Negara berusaha menjaga kestabilan neraca pembayarannya,yaitu suatu keadaan aliran uang ke luar negeri seimbang dengan aliran uang masuk ke dalam negeri.
Meskipun demikian, sering kali Negara berupaya agar neraca pembayarannya mengalami surplus. Neraca pembayaran yang seimbang cenderung akan memengaruhi kestabilan kurs valuta asing.
Bila suatu Negara mengalami ketidakstabilan neraca pembayaran akan menimbulkan berbagai masalah ekonomi di dalam negeri. Misalnya bila Negara mengimpor secara berlebihan, dampaknya antara lain sebagai berikut :
a. Menurunkan nilai mata uang domestik, hal ini mendorng harga barang impor makin mahal, sehingga inflasi naik dengan cepat.
b. Mengurangi kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, apabila impor naik dampaknya akan menurunkan produksi dalam negeri.
c. Mengurangi kesempatan kerja. Akibat impor yang berlebihan akan menurunkan kegiatan produksi dalam negeri dan otomatis akan mengurangi kesmpatan kerja segingga dapat menaikkan tingkat pengangguran.
d. Turunnya nilai uang domestik akan mengurangi kegairahan investasi di dalam negeri, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi makro di suatu Negara dapat melalui berbagai kebijakan yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan di sektor lain, dan kebijakan di sektor luar negeri. Semua kebijakan tersebut dapat dikatan sebagai kebijakan ekonomi makro.
Kebijakan fiskal, merupakan kebijakan pemerintah untuk mengubah dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui APBN (Anggaran Pemerintah dan Belanja Negara) dengan maksud untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Bentuk kebijakan fiscal dapat dibagi dua yaitu sebagai berikut.
1. Untuk jangka pendek meliputi;
a) Membuat perubhan yang berkaitan dengan pembelanjaan /pengeluaran pemerintah,
b) Membuat perubahan yang berkaitan dengan system pajak yang ditetapkan.
2. Untuk jangka panjang dapat berupa ;
a) Kebijakan penstabilan otomatik, artinya menjalankan system pajak yang telah ada, mislanya system pajak progresif dan proposional.
b) Kebijakan fiscal diskresioner artinya kebijakan yang secara khusus membuat perubahan terhadap system yang ada, misalnya membuat undang-undang, peraturan-peraturan baru di bidang penerimaan, dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dilakukan bank sentral dalam mengatur dan mengendalikan jumlah uang yang beredar. Kebijakan bank sentral ini ada yang bersifat kuantitatif dan ada yang bersifat kualitatif.
1. Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif meliputi ;
a) Kebijakan operasi pasar terbuka (open market operation) yaitu membeli atau menjual obligasi pemerintah,
b) Kebijakan tingkat diskonto yaitu kebijakan dalam menetapkan tingkat bunga, dan
c) Kebijakan cadangan wajib (reserve-requirement) yaitu kebijakan dalam menetapkan cadangan wajib untuk deposito bank dan lembaga keuangan lainnya.
2. Kebijakan yang bersifat kualitatif meliputi pengawasan kredit secara selektif dan moral suation yaitu membujuk/menghimbau secara moral kepada masyrakat penguna jasa bank.
Di samping kebijakan fiskal dan kebijakan moneter ada juga kebijakan yang lain yaitu:
1. Kebijakan di sektor perdagangan,industry, dan sektor pertanian.
2. Kebijakan di sektor luar negeri merupakan kebijakan dalam pengendalian uang/dana yang masuk dan keluar dari suatu Negara, agar neraca pembayaran tetap stabil dan mantap.
Tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dari kebijakan-kebijakan ekonomi makro dibedakan untuk jangka panjang.
4.1.Sistem perekonomian dan Peran pemerintah di bidang ekonomi
System perekonomian adalah kumpulan berbagai unsure ekonomi, bekerja sama saling berinteraksi dalam mengelola sumber daya, sehingga dapat memberi manfaat secara optimal dan dapat mencapai kemakmuran.
Secara ekstrim, bentuk system ekonomi tersebut ada dua, yaitu:
1. Sistem ekonomi sosialis, yaitu: system yang semua kegiatan perekonomian akan di rencanakan dan diatur oleh pemerintah. Pengelolaan sumber daya di selenggarakan oleh pemerintah dengan ketentuan – ketentuan yang di keluarkan oleh pemerintah (terpusat pada pemerintah).
2. system ekonomi kapitalis atau di sebut juga system perekonomian bebas (free market economic system), yaitu suatu system yang pengelolaan sumber daya dala kegiatan ekonomi di kendalikan oleh pihak swasta melalui kekuata pasar (mekanisme pasar). Mekanisme pasar yang di pandang Adam Smith sebagai invisible hand merupakan kekuatan – kekuatan yang ada di pasar (tarik menarik demand and supply).
Meskipiun demikian system ekonomi yang berkembang di setiap Negara saat ini adalah system ekonomi campuran (mixed economic system). mixed economic system yaitu suatu system pengelolaan sumber daya dengan menkombinasikan antara kekuatan ekonomi pasar dan campur tangan pemerintah. Dalam system ekonomi campuran, penentuan output dan harga di serahkan pada pihak swasta sedangak pemerintah mengendalikan ekonomi secara keseluruhan dengan program – program pajak, pengeluaran pemerintah dan regulasi moneter.
Berkembangnya system perekonomian campuran ini di karenakan masing – masing system mempunyai kelemahan dan keungulan. Perekonomian pasar mempunyai kelebihan dalam mendorong produktivitas dan efisiensi kegiatan ekonomi. Hal ini di karenakan prinsip kebebasan mampu mencipatan spesialisasi dan mendorong keahlian. Sedangkan perekonomian sosialis, keterbatasan dan kebebasan individu dalam kegiatan ekonomi akan menghambat produktivitas. Hal ini di karenakan lemahnya daya saing individu pelaku ekonominya.
Meskipuan demikian perekonomian pasar juga mempunyai kelemahan. Kebebasan yang tidak terbatas pada system pasar basissering menimbulkan ketidak efisienan (in-efficiency), ketidakmerataan (in-quity) dan ketidak stabilan (in-stability).
Kegagalan system pasar bebas dalam mencapai efisiensi, stabilitas dan pemerataan dalam kegiatan ekonomi, memerlukan adanya peranan pemerintah untuk:
1. Meningkatkan efisiensi
Dipandang secara makro kegiatan perekonomian pasar banyak menimbulkan in-efficiency, misalnay sebagai berikut:
a. Munculnya kekuasaan monopolis di pasar bebas cenderung menciptakan harga terlalu tinggi, hal ini akan mengakibatkan turungnya batas batas pembelanjaan konsumen dibawah standar efisiensi. INTERVENSI PEMERINTAH dapat menerapkan regulation control.
b. Munculnya eksternalitas, spillover effect yaitu suatu dampak tindakan yang di lakukan oleh dunia usaha/industry yang merugikan pihak lain, misalnya adanya pembuangan limbah industry yang merugikan pihak lain.secara makro jelas ini merugikan kejadian yang in-efficiency. INTERVENSI PEMERINTAH dapat dengan membuat dan menerapkan undang – undang serta peraturan – peraturan.
c. Membangun barang public. Untuk menghasilkan barang public tidak dapat di lakukan oleh pihak swasta atau pihak swasta tidak mau menghasilkanya, karena barang public memerlukan biaya yang sangat besar dan bersifat non-rival consumption dan non-exclution (artinya di gunakan oleh semua orang tanpa membedakan membedakan konsumen yang mau membayar atau tidak). Dalam pelaksanaan menghasilkan barang public di perlukan kerja sama antara pihak swasta dan pemerintah. Kerja sama ini sering menimbulkan kolusi sehingga terjadi kebocoran dan timbullah in-efficiency. INTERVENSI PEMERINTAH dapat dengan mengadakan pengawasan yang ketat dan penegakkan yang tegas.
3. Menciptakan pemerataan
Mekanisme pasar tidak pernah mempersoalkan bahwa distribusi yang di hasilkan itu secara sosial adil atau merata. Berbagai barang kebutuhan senantiasa jatuh ke tangan orang yang paling mampu, bukan ke tangan orang yang membutuhkan. INTERVENSI PEMERINTAH. Redistribusi pendapatan melalui kebijakan pajak progresif dan pemberoian tunjangan.
4. Menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan perkembanganya perekonomian pasar, banyak masalah ekonomi makro yang muncul diantaranya laju inflasi yang tingg, adanya factor produksi yang tidak di pekerjakan dan pertumbuhan ekonomi yang lambat, maka intervensi pemerintah adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjaga lonjakan inflasi, penganguran atau menjaga stabilitas dengan kebijakan fiscal dan moneter.
b. Untuk menpercepat pertumbuhan ekonomi dapat di lakukan dengan meningkatkan investasi, mengurangi deficit APBN dan menaikan tabungan masyarakat.